Sabtu, 02 Januari 2010
Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
7. Keracunan dan kematian pada manusia
8. Keracunan dan kematian pada ternak dan hewan piaraan
9. Keracunan dan kematian pada satwa liar
10. Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
11. Keracunan dan kematian pada biota tanah
12. Keracunan dan kematian pada tanaman
13. Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
14. Terjadinya resistensi, resurjensi dan perubahan status OPT
15. Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen, dan
16. Terhambatnya perdagangan hasil pertanian
Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pestisida memiliki kekurangan maupun kelebihan. Kelebihan pestisida kimia adalah dengan menggunakan pestisida kimia lebih efektif dalam memberantas hama dibandingkan dengan menggunakan cara manual atau cara lainnya. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan dapat menekan kehilangan hasil karena hama, sehingga dapat menekan kerugian petani secara ekonomi. Dengan pestisida, petani tidak begitu memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang tidak begitu besar dan dapat dilakukan dalam kondisi apa saja. Dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Namun, kekurangan pestisida pun juga cukup berbahaya bagi makhluk hidup yang berada disekitarnya seperti yang dijelaskan di atas. Oleh sebab itu, penggunaan pestisida harus sebagai mana mestinya sesuai dengan dosis anjuran.
Musuh Alami
Musuh Alami Terdiri dari Pemangsa/Predator, Parasitoid dan Patogen
Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain yang menyebabkan kematian sekaligus. Kadang-kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba dan capung merupakan contoh pemangsa.
Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan bedanya dengan parasit adalah kalau parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama di kebun lada.
Patogen adalah penyakit yang menyerang binatang atau makluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama atau penyakit tanaman lada. Ada beberapa jenis patogen, antara lain jamur, bakteri dan virus.
Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman dari petani. Semua jenis musuh alami membantu petani dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Karena itu, musuh alami janganlah dibunuh maupun dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah dengan tidak menggunakan pestisida kimia. Langkah kedua ialah menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam-macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun tersebut juga lebih banyak. Langkah ketiga ialah dengan mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi).
Beberapa Jenis Musuh Alami, antara lain :
· Beauveria basiana (Balsamo) Vuillemin, cendawan ini menyerang serangga hama antara lain : wereng batang, wereng daun, penggerek batang padi, penggulung daun, kepinding padi, kepinding hitam, dan kutu banci (Aphids sp.). Spora cendawan B. basiana nampak seperti kapur putih yang menutupi tubuh serangga inangnya.
· Metarrhizium anisopliae (Metchnikoff) Sorokin, Metarrhizium flavoviridae Gams dan Roszypal Cendawan M. anisopliae dapat menginfeksi wereng, kepinding tanah, dan kumbang. Pada awalnya, cendawan tumbuh berwarna putih pada segmen tubuh inang. Bila spora terbentuk, cendawan akan berubah warna menjadi hijau gelap (jika yang menyerang M. anisopliae) atau hijau muda (jika yang menyerang M. flavoviridae).
· Bacillus thuringiensis, Bakteri B. thuringiensis dapat digunakan untuk mengendalikan hama ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Bakteri ini juga ada yang infektif terhadap nematoda fitofagus.
· Belalang bertanduk panjang, kumbang coccinella, kumbang mirid, kumbang carabit, labah-labah bermata jalang, labah-labah berahang empat, laba-laba harimau, dan capung merupakan predator hama wereng coklat, wereng hijau, dan wereng punggung putih pada tanaman padi. Kumbang coccinella juga pemangsa hama putih dan penggerek batang padi.
· Semut hitam menyerang hama Helopeltis pada buah kakao.
· Parasit Thripoctenus membunuh hama putih (Thrips tabaci) pada tanaman bawang merah.
· Tawar kemit (Apanteles artonase) merupakan pemangsa hama ulat Artona yang merusak tanaman kelapa, sagu, enau, pinang, salak, kelapa sawit, tebu.
· Kepik merah (Diadyanus) merupakan pemangsa hama bubuk kopi (Hypothenemus) yang menyerang buah kopi di pertanaman.
· Larva Chrysopa dan kumbang Coccinella memangsa kutu dan persik pada tanaman kentang.
· Kumbang Coccinella juga memangsa kutu daun, kutu perisai, dan tungau pada tanaman singkong dan waloh siam.
· Parasit Trichogama menyerang ulat buah (Heliothis) dan pengisap daun (Aphis) pada tanaman kapas.
· Kepik (Rhinocoris) memangsa ulat Prodenia, Heliothis, dan kutu daun pada tanaman tembakau, serta masih banyak lagi musuh-musuh alami dari berbagai jenis hama tanaman yang tidak mungkin disebut satu persatu.